Agam – Program Sawah Pokok Murah (SPM) yang dikembangkan Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, dinilai layak menjadi contoh nasional dalam pembangunan sektor pertanian. Anggota DPD RI asal Sumatera Barat, Irman Gusman, memuji inovasi ini karena efisien, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan.
Irman Gusman menyatakan bahwa terobosan Pemkab Agam ini mampu menekan biaya produksi, meningkatkan hasil panen, dan menjaga kelestarian alam. Pernyataan ini disampaikan saat kunjungan reses di Agam, Kamis (23/10/2025).
Bupati Agam, Benni Warlis, menjelaskan bahwa SPM merupakan bagian dari Program Unggulan 2025-2029 yang berorientasi pada peningkatan kemandirian pangan dan kesejahteraan petani. Program ini digagas oleh Ir Djoni.
Metode SPM menggabungkan pendekatan Mulsa Tanpa Olah Tanah (MTOT) dengan sistem System of Rice Intensification (SRI) serta pola tanam Jajar Legowo. Cara ini menghilangkan praktik pembajakan dan pembakaran jerami yang selama ini menambah biaya produksi dan merusak ekosistem tanah.
Dinas Pertanian Agam mencatat, hingga Oktober 2025, sebanyak 633 kelompok tani di 92 nagari dan 16 kecamatan telah mengikuti Sekolah Lapang SPM. Dari 139 lokasi panen, 88,89 persen menunjukkan hasil lebih tinggi dari metode biasa.
Selain sektor pertanian, Pemkab Agam juga tengah memperkuat Program Manajemen Berbasis Gizi (MBG) dengan sasaran 170.000 penerima manfaat. Dari 37 dapur MBG yang direncanakan, 10 dapur telah beroperasi, sementara 1 dapur dihentikan sementara pasca insiden keracunan yang menimpa 110 siswa.
Pemkab Agam juga tengah membangun integrasi lintas sektor antara pertanian, peternakan, dan perikanan melalui Koperasi Kopdar Merah Putih. Tujuannya memperkuat rantai pasok bahan pangan bagi program MBG sekaligus mendorong ekonomi rakyat.








Komentar