Warga Rutan Lubuk Sikaping Luncurkan Kacang Randang “DangRes

Lubuk Sikaping – Inovasi terus dilakukan Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, dalam meningkatkan kemampuan wirausaha Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di sektor UMKM.

Salah satunya dengan mengolah kacang randang hasil tanaman di lingkungan lapas.

Kepala Rutan Kelas IIB Lubuk Sikaping, Resman Hanafi, menjelaskan pada Sabtu (29/6/2024), bahwa pihaknya memberdayakan WBP untuk mengolah kacang randang.

“Kami meluncurkan pengolahan produk UMKM olahan kacang tanah unggulan bernama Kacang Dangres. DangRes sendiri merupakan singkatan dari Kacang Rendang Rasa Enak dan Super,” terangnya.

Resman menambahkan, kegiatan ini merupakan bagian dari program berkelanjutan dalam mendukung Asta Cita Presiden RI melalui Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto, yang berfokus pada penguatan dan pendayagunaan WBP dalam menghasilkan produk UMKM.

Kacang randang yang menjadi ikon baru produk UMKM Rutan ini diolah langsung oleh WBP menggunakan bahan dasar kacang tanah hasil budidaya mereka sendiri sebagai bagian dari program ketahanan pangan.

Proses pengolahan dilakukan secara sistematis, mulai dari penjemuran untuk mengurangi kadar air, pemilahan kacang terbaik, pengolahan dengan bumbu khas randang, hingga pengemasan yang rapi dan menarik.

Resman mengatakan, pihaknya mendampingi langsung jalannya kegiatan bersama para petugas, sebagai bentuk dukungan terhadap keterlibatan aktif WBP dalam program pemberdayaan.

“Selain meningkatkan keterampilan teknis, kegiatan ini juga menjadi sarana pembentukan jiwa wirausaha dan kesiapan mental WBP untuk kembali berkontribusi positif di tengah masyarakat,” ujarnya.

Warga binaan yang terlibat aktif dalam produksi Kacang Dangres juga mendapatkan premi sesuai kontribusi dari hasil penjualan.

Menurut Resman, hal ini sebagai bentuk apresiasi sekaligus motivasi dalam proses pembinaan.

“Dengan kemasan menarik dan cita rasa khas, Kacang Dangres diharapkan mampu bersaing di pasar UMKM lokal maupun lebih luas sebagai buah karya dari balik jeruji yang penuh semangat perubahan,” tuturnya pada Sabtu (29/6/2024).

Resman mengungkapkan, launching perdana ini berhasil menghasilkan 200 bungkus kacang randang DangRes dengan harga Rp5.000,- per bungkus.

Ia menjelaskan, kacang randang ini dibuat dari olahan kacang tanah secara tradisional tanpa pengawet dari hasil panen kacang yang dilakukan beberapa hari yang lalu.

“Kacang siap diluncurkan dengan bran Kacang DangRes. Kacang rendang enak dan super,” ungkapnya.

Produk UMKM kacang randang ini, lanjutnya, merupakan salah satu contoh program hilirisasi produk hingga bisa dijual dalam bentuk kemasan.

Resman menjelaskan, awalnya warga binaan memanfaatkan lahan kosong pekarangan untuk menanam kacang tanah sebagai wujud dukungan program ketahanan pangan. “Namun hanya bisa menjual dalam bentuk kacang mentah. Makanya kita lakukan inovasi agar jadi lebih bernilai dalam bentuk kemasan,” jelasnya.

Pihaknya juga telah melakukan kunjungan koordinasi ke Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan, dan Tenaga Kerja Kabupaten Pasaman dalam rangka menjajaki peluang kerja sama dan legalitas produk unggulan hasil karya WBP.

Resman berharap, penguatan sinergi lintas instansi penting demi membuka jalan legalitas dan perizinan produk WBP agar dapat bersaing secara lebih luas di pasar.

“Upaya ini tidak hanya menyasar aspek ekonomi, tetapi juga menjadi bagian dari strategi reintegrasi sosial WBP ke masyarakat,” katanya.

Resman berharap, warga binaan dapat menumbuhkan jiwa wirausaha setelah selesai menjalani masa tahanan di lapas.

Komentar