Padang – Meskipun kampanye dan debat Pilkada telah berlangsung, pengaruhnya terhadap pemilih dipertanyakan.
Menurut Ketua Jaringan Pemred Sumbar, Adrian Tuswandi, uang masih menjadi faktor kunci penentu kemenangan.
“Gagasan dan performa debat tidak terlalu berdampak. Uang tetap menjadi kunci menang,” ujar Tuswandi.
Fenomena ini juga diamati di lapangan. “Jika ada uang, baru mau memilih,” kata seorang warga yang dikenal dengan panggilan Toaik.
Dengan estimasi harga suara Rp100.000 per pemilih dan jumlah TPS 1.600, potensi pengeluaran calon mencapai Rp16 miliar. Belum termasuk biaya saksi per TPS yang berkisar Rp250.000-Rp300.000.
Toaik berharap Bawaslu dapat menindak tegas praktik jual beli suara. “Sikat saja siapa pun yang terlibat. Saat ini, para pakang suara sudah berkeliaran,” katanya.
Selain itu, Toaik menilai perlu adanya tinjauan ulang pola Pilkada untuk mencegah transaksi suara dan budaya demokrasi yang brutal.