Nevi Zuairina Desak Pemerintah Restrukturisasi Whoosh Libatkan Danantara

Jakarta – Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) berpotensi menjadi proyek mangkrak jika tidak ada langkah korektif yang mendasar, menurut Anggota Komisi VI DPR RI Nevi Zuairina. Ia menilai restrukturisasi besar diperlukan karena kondisi keuangan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) terus merugi.

Nevi Zuairina mendorong pemerintah untuk melakukan restrukturisasi melalui skema joint operation dan spin-off operator Whoosh agar proyek ini beroperasi efisien dan transparan.

Legislator tersebut mengusulkan agar entitas baru seperti Danantara diberi ruang masuk ke manajemen dan pengelolaan proyek melalui pembelian saham (buyout), divestasi, maupun joint operation strategis. Struktur kepemilikan KCIC saat ini didominasi oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (60%) dan Beijing Yawan HSR Co. Ltd (40%).

Fraksi PKS mengusulkan empat langkah strategis, yaitu renegosiasi pinjaman dengan China Development Bank, optimalisasi pendapatan non-tiket melalui pengembangan kawasan Transit-Oriented Development (TOD) di sekitar stasiun, rekapitalisasi proyek melalui sovereign wealth fund (Danantara/INA), dan privatisasi sebagian saham KCIC.

“Proyek ini harus menjadi aset produktif, bukan beban fiskal jangka panjang. Pemerintah harus berani membuka opsi baru agar Whoosh menjadi contoh keberhasilan, bukan simbol pemborosan,” tegas Nevi.

Komentar