Padang – Pemerintah Kota Padang berupaya menstabilkan harga dan pasokan pangan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) serta pasca bencana hidrometeorologi yang melanda Sumatera Barat. Upaya ini dilakukan menyusul inflasi Kota Padang yang mencapai 3,38% hingga November 2025, melampaui batas atas target inflasi.
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Padang memfokuskan pengendalian pada ketersediaan dan stabilitas pasokan komoditas pangan.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumbar, M. Abdul Majid Ikram, menyatakan banjir bandang dan longsor sempat mengganggu distribusi dan menaikkan harga cabai merah serta bawang merah.
Untuk mengatasi hal tersebut, TPID Kota Padang mengintensifkan Gerakan Pangan Murah (GPM) bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas). Pasokan cabai merah dari Jawa dan sentra lokal seperti Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Selain itu, Pertamina menjamin ketersediaan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) aman, dengan prioritas penyaluran ke daerah terdampak bencana. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca kondusif yang mendukung pemulihan pasokan hortikultura. Bulog dan Dinas Pangan Sumbar memastikan stok beras dan komoditas lain mencukupi.
TPID Kota Padang optimistis inflasi akhir tahun 2025 dapat terjaga dalam koridor sasaran 2,5% ± 1% melalui langkah strategis menjaga pasokan, harga, menambah pasokan dari provinsi lain, mengintensifkan GPM, dan koordinasi dengan Pertamina, Bulog, serta dinas terkait.




Komentar