Padang – Ketua Tim Pengembangan dan Pemberdayaan Desa Wisata Sumatera Barat (TP2 Dewi Sumbar), M. Zuhrizul, membeberkan kunci kesuksesan beberapa desa wisata di Sumbar yang menyabet Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024.
“Penting untuk memastikan keberlanjutan pengembangan desa wisata setelah meraih penghargaan,” tegas Zuhrizul. “Apakah penghargaan ini menjamin stabilitas ekonomi masyarakat desa?”
Zuhrizul mengimbau kolaborasi antarpemerintah, asosiasi pariwisata, masyarakat, dan praktisi untuk mewujudkan Desa Wisata yang kreatif di Sumbar.
“Kita perlu menyatukan persepsi dan menciptakan peta jalan yang jelas sebagai dasar industri pariwisata Sumbar berbasis wisata edukasi.”
Di sisi lain, Pakar Pariwisata dari Universitas Negeri Padang (UNP), Prof. Siti Fatimah, menyoroti konflik internal sebagai kendala utama pengembangan Desa Wisata.
“Teori pariwisata tidak akan efektif jika konflik internal di tingkat desa tidak terselesaikan.”
Fatimah juga mengungkap, konflik internal dan penggunaan dana desa kerap memicu ketegangan di desa-desa wisata.
Tantangan lain yang dibahas dalam pertemuan tersebut meliputi minimnya pemasaran digital, dukungan pemangku kepentingan, keterbatasan modal, pelatihan teknis, serta penyelenggaraan acara berskala nasional dan internasional yang masih terbatas.
“Saya berharap ini menjadi perhatian semua dinas terkait, tidak hanya Dinas Pariwisata,” pungkas Elvis, Sekretaris TP2 Dewi Sumbar.a Edukasi