Padang – Anak muda di Kota Padang berinovasi mengubah sampah plastik menjadi sembako dan furnitur bernilai jual. Inisiatif ini muncul dari keresahan terhadap tumpukan sampah rumah tangga.
Bank Sampah Gemilang di Kelurahan Kubu Marapalam, Padang Timur, menjadi penggerak utama. Sejak awal 2024, mereka mengajak warga menukar sampah plastik dengan kebutuhan pokok.
Pengelola Bank Sampah Gemilang, Rofan F, mengungkapkan banyak warga bersedia mengumpulkan sampah jika ada imbalan.
“Bank Sampah Gemilang memberikan penghargaan dengan menukar sampah terpilah. Skala kecil bisa ditukar sembako, jumlah besar bisa ditukar uang atau sembako,” jelas Rofan, Senin (25/8/2025).
Sampah plastik diolah menjadi furnitur seperti kursi, meja, asbak, hingga gantungan kunci. Produk-produk ini dijual mulai dari Rp10 ribu hingga ratusan ribu rupiah, bahkan sudah dipasarkan hingga Kalimantan dan Bandung.
Komunitas ini mampu menampung 10-15 ton sampah plastik setiap pekan untuk disuplai ke pabrik.
Perwakilan Eco Tuah Sakato, Karel, menambahkan sampah diolah melalui daur ulang menjadi biji plastik atau program Trash to Move. Cacahan plastik dipanaskan, dilebur, lalu dicetak sesuai keinginan.
“Program ini memberikan nilai ekonomi, mendorong kepedulian lingkungan, dan mengurangi kebiasaan membakar sampah,” ujar Karel.
Bank Sampah Gemilang, Trash 2 Move, dan Eco Tuah Sakato juga rutin menggelar aksi sosial seperti bersih pantai.
Melalui program “Lebih Baik Tukar Sampah Plastik dengan Sembako”, masyarakat dapat menukar sampah plastik terpilah dengan kebutuhan pokok.
Sampah plastik dibagi menjadi dua kategori: High Value (HDPE, PP, AG, PET, PVC) seharga Rp1.200/kg dan Low Value (kemasan, kresek, multilayer, segel) seharga Rp500/kg.
Tersedia empat paket sembako, mulai dari 5 butir telur (Rp10 ribu) hingga paket lengkap berisi telur, minyak goreng, mi instan, dan beras (Rp51 ribu).



Komentar