Sawahlunto – Kasus bunuh diri di lingkungan pendidikan Kota Sawahlunto menjadi perhatian serius. Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Sawahlunto menyatakan lemahnya pemahaman agama menjadi salah satu faktor pemicu.
Kepala Kemenag Kota Sawahlunto, Dedi Wandra, menyampaikan pernyataan tersebut saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPRD Kota Sawahlunto, yang dihadiri oleh unsur kepolisian, Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, Dinas Komunikasi dan Informatika, para kepala sekolah, wali kelas, serta guru bimbingan konseling (BK).
Dedi Wandra mengutip Surat An-Nisa ayat 29 yang menyatakan bahwa bunuh diri merupakan dosa besar. Ia menekankan pentingnya pemahaman agama yang baik disertai dengan spiritualitas yang kuat untuk memperkokoh mental anak.
Kemenag Sawahlunto menyarankan penguatan fungsi guru BK melalui penyediaan pojok konseling, pelaksanaan konseling teman sebaya, kunjungan rumah, serta bimbingan daring. Selain itu, Kemenag juga menyoroti pentingnya pengawasan di sekolah melalui pemasangan CCTV di ruang kelas. Saat ini, sekitar 30 persen ruang kelas madrasah sudah dilengkapi CCTV.





Komentar