Panampuang – Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, menekankan pentingnya penguatan nilai-nilai adat Minangkabau yang berlandaskan falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Penekanan ini disampaikan saat menghadiri batagak pangulu suku Tanjung di Nagari Panampuang, Agam, Sabtu (26/7).
Mahyeldi menyebut penguatan nilai adat penting untuk mengingatkan generasi muda.
“Hasil perjanjian sakti Bukik Marapalam harus diperkuat kembali,” tegasnya.
Ia juga menyinggung UU Nomor 12 Tahun 2022 yang mengakui keistimewaan Sumbar dengan falsafah ABS-SBK dan adat salingka nagari.
Dalam kesempatan itu, Mahyeldi berpesan agar seorang pangulu menjadi teladan dan berintegritas.
“Pangulu yang tidak menepati janji akan termakan sumpah,” katanya.
Ketua LKAAM Sumbar, Fauzi Bahar, menyoroti masalah tanah pusako bersertifikat. Ia menekankan pentingnya tanda tangan semua anak kemenakan dalam pengurusan sertifikat.
Bupati Agam, Benni Warlis, mengingatkan para pangulu yang baru dilewakan gala untuk selalu membawa gelar pusako sebagai amanah besar.
Enam pangulu yang dilewakan gala adalah Bahri Dt. Rajo Endah, Syafwan Dt. Labiah, Rahmat Akbar Dt. Gunuang, Zulfikri Dt. Rajo Endah, Ithandi Srinulyadi Dt. Maliput, dan Mawardi Dt. Rajo Bangkeh.
Prosesi batagak pangulu ditandai dengan pemasangan keris oleh sejumlah tokoh, termasuk Ketua LKAAM Sumbar dan Bupati Agam. Sebelumnya, para pangulu diarak dari masjid Sa’dah Panampuang menuju Surau Ka’bah.






Komentar