PADANG – Sumatera Barat menargetkan penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) mencapai 58,29 persen dari bauran energi primer pada tahun 2030, sebagai bagian dari komitmen mempercepat transisi energi nasional. Target ini diungkapkan dalam Focus Group Discussion (FGD) Sinergi Pengembangan Energi Terbarukan yang berlangsung di Padang, Kamis (20/11/2025).
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, menyatakan target tersebut selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Barat 2025-2029, khususnya misi Lumbung Pangan Nasional dan Ekonomi Berkelanjutan. Menurutnya, diperlukan tambahan sekitar 27,7 persen dari capaian saat ini yang sudah mencapai 30,59 persen dalam lima tahun ke depan.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Prof. Eniya Listiani Dewi, menilai Sumatera Barat memiliki potensi besar sebagai lumbung energi terbarukan nasional, dengan sebagian besar pasokan listrik telah bersumber dari EBT, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Maninjau.
Mahyeldi mengakui adanya kendala investasi EBT di Sumatera Barat, seperti keterbatasan pemerintah daerah dalam memfasilitasi perizinan, koordinasi lintas sektor yang lemah, serta tantangan sosial dan lingkungan. Pemerintah pusat menargetkan porsi energi terbarukan mencapai 35 persen dalam bauran energi nasional pada 2034, terutama dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), hidro, dan panas bumi.








Komentar