Padang – Sumatera Barat mencatatkan prevalensi stroke lebih tinggi dari angka nasional, yaitu 8,8 per 1.000 penduduk berbanding 8,3 per 1.000 penduduk. Data ini terungkap dalam Forum Ilmiah Neurologi Sumatera (FINEST) 2025.
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, saat membuka forum tersebut pada Sabtu (4/10/2025), menyatakan bahwa stroke menjadi gangguan neurologis utama di Indonesia.
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat beban pembiayaan kesehatan akibat stroke mencapai Rp 5,2 triliun.
Mahyeldi menekankan pentingnya pencegahan dini melalui pengendalian faktor risiko, gaya hidup sehat, dan deteksi dini. Kementerian Kesehatan telah memasukkan stroke sebagai penyakit tidak menular prioritas yang dapat dikendalikan melalui program Cek Kesehatan Gratis (CKG).
Ketua Kolegium Neurologi Indonesia, Prof. DR. Dr. Syahrul SpN, Subsp NIOO(K), menambahkan bahwa stroke merupakan penyebab kematian dan disabilitas tertinggi di dunia. Ia berharap dukungan pemerintah provinsi dalam memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pencegahan stroke. Data Global Burden of Disease and Infection (GBD) 2021 menunjukkan peningkatan beban penyakit akibat gangguan neurologis sebesar 18% sejak 1990, bahkan melebihi penyakit jantung dan pembuluh darah secara global.








Komentar