Sawahlunto – Pemerintah Kota Sawahlunto gencar melakukan pembinaan intensif kepada petani kakao untuk meningkatkan produktivitas di tengah tantangan cuaca ekstrem dan usia tanaman yang semakin tua. Pembinaan dilakukan melalui sekolah lapangan dengan fokus pada metode pemangkasan dahan, sambung pucuk, sambung samping, serta pemberian pupuk bersubsidi.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPK3) Kota Sawahlunto, Heni Purwaningsi, mengungkapkan bahwa total tanaman kakao di wilayahnya mencapai 572 ribu batang dengan luas lahan sekitar 520 hektare, menghasilkan produksi sekitar 292 ton. “Untuk menjaga kelestarian kakao, kami terus melakukan pembinaan,” ujarnya, Selasa (23/9).
Camat Talawi, Uchaq Hardian, turut terjun langsung memotivasi petani kakao di Talawi. Dalam kunjungannya ke kebun kakao milik Khairunnas di Desa Talawi Hilir, Senin (22/9), ia mengajak petani untuk lebih serius merawat tanaman agar dapat berbuah lebat dan meningkatkan penghasilan.
Uchaq menilai tanaman kakao di Talawi memiliki potensi besar, namun banyak kebun yang kurang terawat. Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Kakao Saiyo Talawi, Khairunnas, melaporkan bahwa hasil panen tahun ini kurang menggembirakan akibat kemarau panjang yang menyebabkan banyak buah busuk.
Heni mengakui bahwa sebagian besar kakao di Sawahlunto sudah berusia lebih dari 20 tahun sehingga rentan gagal panen. Meskipun demikian, dengan harga kakao yang sempat mencapai Rp75 ribu hingga Rp125 ribu per kilogram, ia optimistis jika dikelola dengan baik, kakao tetap bisa menjadi penopang ekonomi masyarakat.





Komentar