Sawahlunto – Pemangkasan dana transfer pusat sebesar Rp93 miliar pada tahun 2026 menyebabkan Kota Sawahlunto menghadapi tantangan fiskal yang berat. Kondisi ini berpotensi membatasi ruang pembangunan fisik dan menunda sejumlah agenda penting.
Wali Kota Sawahlunto, Riyanda Putra, menyampaikan bahwa pemerintah kota berupaya aktif melobi kementerian, lembaga pusat, dan pemerintah provinsi untuk menarik program strategis nasional. Hal ini disampaikan dalam pidato resminya pada Sidang Paripurna DPRD dalam rangka Hari Jadi Kota (HJK) ke-137.
Pemerintah kota juga menggenjot kerja sama dengan BUMN, swasta, dan perusahaan tambang untuk penyaluran dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) guna memastikan pembangunan tetap berjalan. Pada tahun 2025, Dana Bagi Hasil Royalti Batubara tercatat berkontribusi sebesar Rp10,6 miliar.
Sebagai Kota Event, Sawahlunto berhasil menarik 95.450 pengunjung sepanjang 2025, yang mendorong pertumbuhan ekonomi UMKM, sektor perhotelan, kuliner, dan pariwisata. Realisasi investasi triwulan I-III 2025 mencapai Rp230,85 miliar, meningkat 80,80% dibandingkan tahun sebelumnya, terutama didorong oleh sektor pertambangan dan pembangunan hotel, termasuk Hotel Saka Heritage Ombilin.
Riyanda menegaskan bahwa krisis fiskal tidak akan menghentikan langkah Sawahlunto untuk terus berbenah diri.







Komentar