Sawahlunto – Kerajinan sapu ijuk, yang dulunya menjadi kebanggaan Desa Lunto Barat, Sawahlunto, kini berada di ambang kepunahan akibat persaingan ketat dengan produk berbahan plastik. Kepala Desa Lunto Barat, Hendra A., mengungkapkan bahwa tidak ada lagi warga yang aktif dalam usaha kerajinan tersebut.
Menurut Hendra, serbuan sapu plastik menjadi penyebab utama meredupnya kerajinan sapu ijuk. Meskipun demikian, beberapa warga masih mempertahankan kerajinan tenun tradisional, meskipun jumlahnya semakin sedikit.
Desa Lunto Barat juga dikenal sebagai daerah penghasil beras dengan lahan sawah seluas 39 hektare. Masyarakat setempat mampu memenuhi kebutuhan pangan dan menjaga ketahanan pangan desa dengan merawat saluran irigasi.
Pada tahun 2025, pemerintah desa telah melakukan perbaikan irigasi sepanjang 86 meter dengan anggaran Rp83 juta. Namun, efisiensi anggaran nasional berdampak signifikan terhadap pembangunan desa.
“Adanya efisiensi anggaran dari pemerintah pusat sangat berpengaruh. Untuk tahun 2026 mendatang, kemungkinan besar tidak ada pembangunan fisik, hanya dialokasikan untuk gaji dan operasional kantor saja,” ujar Hendra.
Hendra berharap pemerintah dapat memberikan prioritas lebih besar pada anggaran desa agar program “membangun Indonesia dari tepi” dapat terwujud.
Meskipun menghadapi keterbatasan anggaran, masyarakat Lunto Barat tetap menjaga semangat kebersamaan melalui gotong royong.
Komentar