Padang – Di tengah gempuran misinformasi dan hoaks di era digital, pers memiliki peran penting sebagai benteng kebenaran dan penjaga akal sehat publik. Tokoh pers dan pakar komunikasi menekankan pentingnya akurasi fakta, profesionalisme, dan etika jurnalistik untuk menangkal disinformasi dan ujaran kebencian.
Kepercayaan publik menjadi kunci utama bagi pers, dibangun melalui akurasi dan profesionalisme. Filsuf komunikasi Jürgen Habermas menyatakan bahwa ruang publik yang sehat hanya tumbuh jika masyarakat memiliki akses informasi rasional dan jujur.
Pakar jurnalisme Walter Lippmann mengibaratkan pers sebagai jendela dunia bagi warga. Goenawan Mohamad, begawan pers Indonesia, menambahkan bahwa jurnalisme adalah soal nurani dan tanggung jawab.
Masyarakat juga berperan penting dalam melawan disinformasi dengan bersikap kritis terhadap sumber informasi. Pers dapat berkontribusi melalui fact-checking, kolaborasi dengan lembaga pemeriksa fakta, dan edukasi publik.
Di tengah tekanan ekonomi dan politik, idealisme pers diuji. Bill Kovach mengingatkan bahwa jurnalisme bukan soal popularitas, melainkan relevansi bagi kebenaran. UU Pers tahun 1999 menegaskan bahwa kebebasan pers adalah hak warga negara untuk tahu yang benar.




Komentar