Bukittinggi – Minangkabau Geopark Run (MGR) siap digelar di Bukittinggi pada tahun 2025. Ajang lari ini akan menjadi wadah promosi wisata dan geopark Sumatera Barat.
Founder MGR, Yv Tri Saputra, menyatakan bahwa MGR bertujuan menjadikan olahraga lari sebagai pintu masuk pembangunan pariwisata berkelanjutan. Event ini mengedepankan konsep ramah lingkungan, edukatif, dan berbasis budaya lokal.
MGR 2025 akan menjadi gelaran keenam dan mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk sport tourism dan UNESCO.
Rute lari akan melewati Geopark Ngarai Sianok – Maninjau, kawasan dengan keindahan alam yang tengah diajukan menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark Network.
Yv Tri Saputra menekankan bahwa setiap langkah pelari adalah kontribusi terhadap pelestarian lingkungan dan dukungan terhadap pengakuan geopark di mata dunia.
MGR 2025 membuka kategori 5K, 10K, dan Half Marathon (21K). Ada pula Community Team Challenge dengan hadiah uang tunai.
Panitia menargetkan 2.500 peserta dari dalam dan luar negeri. Pendaftaran online telah mencapai 2.200 pelari, dengan sisa 300 slot.
MGR juga menjadi ajang kolaborasi komunitas pelari dari berbagai daerah. UMKM lokal pun turut meramaikan dengan promosi kuliner khas Minang dan kerajinan tangan.
Beberapa UMKM mencatat lonjakan omzet hingga 5 kali lipat selama event berlangsung, bahkan berlanjut secara online.
Pada tahun 2023, MGR turut mendorong kunjungan 8,2 juta wisatawan ke Sumatera Barat. Event ini meningkatkan hunian homestay, transportasi lokal, dan jasa pemandu wisata.
Pelari akan melewati ikon wisata seperti Jam Gadang, Lobang Jepang, Janjang Saribu, dan Ngarai Sianok, serta berinteraksi dengan masyarakat lokal.
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, menyebut MGR sebagai strategi Visit Beautiful West Sumatra yang menggabungkan olahraga, pariwisata, dan budaya.
MGR membuktikan bahwa olahraga dapat melampaui kompetisi. Event ini menjadi ruang kolaborasi dan pemberdayaan, mempertemukan berbagai pihak untuk pariwisata berkelanjutan, ekonomi kreatif, dan pelestarian alam.
Komentar