Padang – Kota Padang menargetkan pengelolaan sampah 100 persen demi meraih penghargaan Adipura. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang menjadikan pengelolaan sampah yang optimal sebagai kunci utama.
DLH Kota Padang berupaya menggeser pola pengolahan sampah dari sistem pembuangan terbuka (open dumping) menjadi pengelolaan yang tuntas.
“Ini tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, melainkan butuh perencanaan jangka panjang,” kata Kepala Bidang Program Pengembangan Komunikasi dan Kemitraan Lingkungan DLH Kota Padang, Fuad Syukri, Kamis (21/8/2025).
Pemko Padang menyiapkan penguatan lembaga pengolah sampah, termasuk bank sampah dan TPS 3R. Saat ini, Kota Padang memiliki sekitar 100 bank sampah.
Mulai 2026, Pemko juga menganggarkan pembangunan beberapa TPS 3R dan tempat pengolahan sampah terpadu.
“Prinsipnya sederhana: memilah untuk mengolah. Harapannya, warga Padang membiasakan diri memilah sampah dari rumah,” ujar Fuad.
Fokus utama jangka pendek adalah memastikan tidak ada lagi sampah yang tercecer, masuk ke TPS liar, dibakar di rumah, atau dibuang sembarangan ke laut maupun sungai.
Fuad menegaskan, pengelolaan sampah adalah faktor kunci yang akan menentukan perolehan nilai Adipura.
Pihaknya mendorong kolaborasi dengan berbagai stakeholder, mulai dari bank sampah, penggiat maggot Black Soldier Fly (BSF), sektor informal pengepul sampah organik, hingga dunia industri.
Dukungan dari perusahaan seperti PT Semen Padang dan PT Pegadaian melalui dana CSR juga dinilai sangat membantu.
“Saat ini nilai sementara Kota Padang berada di angka 66,25. Target kita adalah naik signifikan agar bisa meraih Piala Adipura tahun ini, bahkan melangkah ke Adipura Kencana dengan nilai minimal 85,” tegasnya.


Komentar