Sawahlunto – Kemarau panjang menyebabkan ratusan hektare sawah di Kota Sawahlunto gagal tanam. Kondisi ini diperparah dengan mengeringnya sumber-sumber air.
Petani kesulitan menggarap lahan pertanian akibat kemarau yang berlangsung lebih dari empat bulan. Sebagian sawah bahkan mengalami gagal panen.
Kepala Desa Batu Tanjung, Marwan, yang juga Ketua Forum Kades se-Sawahlunto, mengatakan kekeringan berdampak pada 180 hektare sawah di desanya.
“Rata-rata sawah di Desa Batu Tanjung tidak bisa digarap, termasuk palawija,” ujar Marwan, Rabu (27/8).
Peternak juga merasakan dampak kekeringan. Mereka kesulitan mendapatkan air dan terpaksa membeli air dari PDAM.
Kepala DPK3 Sawahlunto, Heni Purwaningsih, mengungkapkan dari total 878 hektare lahan sawah, sekitar 237 hektare mengalami gagal panen atau gagal tanam.
Pemerintah telah menyiapkan 15 unit mesin pompa untuk membantu petani. Namun, pompa tidak berfungsi optimal karena sumber air mengering.
Dinas Pertanian juga menyiapkan bibit untuk lahan seluas 1.000 hektare sebagai antisipasi. Hingga kini, baru 274 hektare yang terpakai.
Kepala Desa Salak, Jefri Rizal, menambahkan sekitar 35 hektare sawah di wilayahnya mengering. Kincir air dari Batang Ombilin juga tidak bisa berputar karena debit air hilang.
Petani berharap hujan segera turun agar mereka bisa kembali menggarap sawah dan memulihkan mata pencaharian.






Komentar