Padang – Pelatihan jurnalistik Journalism Fellowship on Corporate Social Responsibility (JFC) 2025 resmi dibuka secara daring, Senin (1/9).
Ahli Dewan Pers, Nurcholis MA Basyari, menekankan pentingnya pers memiliki rujukan dan landasan yang membedakannya dari media sosial. Hal ini ia sampaikan saat menjadi narasumber utama dalam pelatihan yang diikuti 13 wartawan peserta JFC batch 2.
“Pers punya rujukan, yaitu kaedah, landasan sendiri, ini yang membedakan media pers dengan yang bukan media pers,” tegas Nurcholis.
Nurcholis menyoroti fenomena jurnalis yang terjebak meniru gaya konten kreator di media sosial.
“Banyak yang terjebak meniru gaya tiktoker, youtuber, yang kemudian fokusnya selebrasi diri sendiri, bukan substansinya,” ujarnya.
Sebagai Pendiri dan Direktur Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP), Nurcholis mendorong wartawan untuk kembali disiplin dan menghasilkan jurnalistik berkualitas.
Menurutnya, berita yang baik lahir dari hal penting atau menarik dari sebuah kejadian.
JFC 2025 meliputi pelatihan, praktik, dan pendampingan, di mana peserta tetap aktif menjalankan tugas jurnalistik.
GWPP sebelumnya sukses menggelar Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) dalam empat angkatan (2021-2022) dan satu angkatan JFC 2025, dengan peserta dari berbagai media nasional di Indonesia.






Komentar