Gubernur Sumbar Sambut Investasi PLTP Ramah Lingkungan!

Padang – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menyatakan kesiapannya dalam menyambut investasi strategis di sektor pengelolaan sumber daya alam yang ramah lingkungan. Hal tersebut ditegaskan Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, saat menghadiri peresmian dimulainya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh Unit-2 di Kabupaten Solok Selatan, Kamis (26/6/2025).

Peresmian proyek PLTP Muara Laboh Unit-2 ini menjadi bagian dari peresmian 55 proyek pembangkit energi baru terbarukan (EBT) yang dilakukan secara kolektif oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, di PLTP Ijen, Bondowoso, Jawa Timur.

Mahyeldi menjelaskan, kehadirannya dalam peresmian tersebut sebagai bentuk dukungan Pemprov Sumbar terhadap investasi strategis. Ia meyakini pembangunan PLTP Muara Laboh Unit-2 akan memberikan dampak positif bagi iklim investasi di Sumbar. “Saya meyakini pembangunan PLTP Muara Laboh Unit-2 akan berdampak positif bagi iklim investasi di Sumbar ke depan,” ujarnya usai acara. “Ini adalah bukti nyata bahwa berinvestasi di Sumbar itu tidak rumit. Pemerintah provinsi siap memfasilitasi dan memberikan kepastian,” tambahnya pada Kamis (26/6/2025).

Lebih lanjut, Mahyeldi menjelaskan bahwa proyek ini selaras dengan Program Unggulan Pemprov Sumbar, yaitu Gerak Cepat Sumbar Sejahtera, khususnya dalam hal pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan serta penciptaan iklim investasi yang kondusif dan pro-lingkungan. Ia berharap pembangunan energi tidak hanya berorientasi pada produksi, tetapi juga berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama di kawasan sekitar proyek seperti Solok Selatan. “Kita ingin pembangunan energi tidak hanya berorientasi pada produksi, tetapi juga berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat secara nyata, terutama di kawasan sekitar proyek seperti Solok Selatan,” jelasnya.

PLTP Muara Laboh Unit-2 merupakan pengembangan dari Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Liki Pinangawan-Muaralaboh yang memiliki potensi mencapai 220 megawatt. Unit-2 ditargetkan mulai beroperasi secara komersial (COD) pada tahun 2027 dengan nilai investasi sebesar Rp8,2 triliun. Secara teknis, pembangkit ini diproyeksikan mampu menyuplai energi listrik untuk sekitar 900.000 rumah tangga, mengurangi emisi karbon sebesar 938.000 ton CO2 per tahun, serta menyerap sekitar 1.500 tenaga kerja saat tahap konstruksi, dan 300 hingga 400 tenaga kerja di masa operasional.

Pemerintah Provinsi juga akan terus mendorong pengembangan panas bumi di wilayah potensial lainnya di Sumbar. Mahyeldi mengungkapkan, wilayah seperti Dharmasraya dan Pasaman juga memiliki potensi panas bumi yang sedang dikaji untuk pengembangan ke depan. “Wilayah seperti Dharmasraya dan Pasaman juga memiliki potensi panas bumi yang sedang kami kaji untuk pengembangan ke depan,” ungkap Mahyeldi.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Prabowo meresmikan 55 proyek energi bersih di 15 provinsi, yang terdiri atas 50 proyek siap operasi komersial, dengan rincian 3 PLTP dengan total kapasitas 91,9 MW dan 47 PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) dengan kapasitas 27,8 MW. Sementara itu, ada 5 proyek yang baru memasuki tahap awal pembangunan, termasuk PLTP Muara Laboh Unit-2, dengan total kapasitas 260 MW. Rinciannya adalah PLTP Muara Laboh Unit-2 (80 MW) – Sumatera Barat, PLTP Ulu Belu (55 MW) – Lampung, PLTP Sorik Merapi Unit-5 (41,25 MW) – Sumatera Utara, PLTP Salah Binary (16,15 MW), PLTP Salak Unit-7 (40 MW) – Jawa Barat, PLTP Wayang Windu Unit-3 (30 MW) – Jawa Barat, PLTP Ijen Unit-1 (34,5 MW) – Jawa Timur, dan PLTP Patuha Unit-2 (55 MW) – Jawa Barat.

Acara tersebut turut dihadiri oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia; Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa; Bupati Bondowoso beserta jajaran; Direktur Utama PT PLN (Persero); serta pimpinan perusahaan pengembang panas bumi, di antaranya PT. Supreme Energy Muara Laboh, PT. Medco Cahaya Geothermal, dan PT. Pertamina Geothermal Energy.

Komentar