Danantara Raih Pendanaan Jumbo Dony Oskaria Susun Strategi

Jakarta – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) berhasil mengamankan pendanaan sebesar 10 miliar dolar AS atau setara Rp163,18 triliun dari konsorsium 12 bank asing. Dana segar ini menjadi bukti kepercayaan investor global terhadap pengelolaan investasi di Indonesia.

Dony Oskaria, Chief Operating Officer (COO) Danantara, menjadi tokoh kunci di balik perolehan pendanaan jumbo ini.

Selain menjalankan operasional, Dony juga memimpin strategi, memperluas jaringan, dan meningkatkan kepercayaan dunia terhadap Indonesia.

Pendanaan ini membuka ruang fiskal baru dan memperkuat posisi Indonesia dalam persaingan investasi internasional.

Di tengah ketidakpastian geopolitik global, pencapaian ini menjadi langkah strategis bagi Danantara.

Sebagai COO, Dony menginisiasi 22 program kerja untuk tahun 2025. Program-program ini berfokus pada restrukturisasi, konsolidasi, dan pengembangan bisnis.

Dalam restrukturisasi, Danantara bergerak cepat menata ulang bisnis maskapai penerbangan, manufaktur baja, proyek kereta cepat, dan sektor asuransi.

Konsolidasi difokuskan pada perampingan sektor konstruksi, pupuk, rumah sakit, perhotelan, gula, hilirisasi minyak, hingga kawasan industri.

Untuk pengembangan, Danantara menjajaki sektor masa depan seperti koperasi, pangan, baterai, semen, perbankan syariah, telekomunikasi, hingga galangan kapal.

Dony juga mendorong pendirian Danantara Indonesia Academy, universitas korporat berstandar internasional yang bekerja sama dengan sembilan universitas terkemuka dunia.

Akademi ini menawarkan pembelajaran umum dan khusus, dengan fokus pada kecerdasan buatan (AI), teknik, dan pengembangan SDM.

Di kancah internasional, Dony menjalin kemitraan dengan berbagai SWF kelas dunia. Tiga kerja sama besar berhasil dicapai dalam empat bulan.

Pertama, kesepakatan dengan Qatar Investment Authority (QIA) pada April 2025 untuk membentuk dana investasi bersama senilai 4 miliar dolar AS.

Kedua, kemitraan dengan Future Fund Australia pada Mei 2025, membuka akses bagi Danantara menjadi anggota International Forum of Sovereign Wealth Funds (IFSWF).

Ketiga, kesepakatan dengan China Investment Corporation (CIC) untuk membentuk platform investasi ASEAN-Tiongkok.

Dony menerapkan tata kelola internal yang ketat, termasuk larangan bermain golf pada hari kerja, pelarangan keterlibatan keluarga direksi dalam urusan perusahaan, dan pembatasan penggunaan protokol berlebihan.

Ia juga menginisiasi pemisahan risiko antara BUMN dan investasi dengan membentuk dua entitas khusus: Danantara Asset Management dan Danantara Investment Management.

Keberhasilan Dony Oskaria di Danantara membuktikan bahwa Indonesia mampu menjadi pengelola aset yang kredibel di mata dunia.

Komentar