Sawahlunto – Mantan Kepala Cabang Bank Nagari Sawahlunto, Zulhendri Gampo Alam, sukses meraup untung dari beternak itik petelur di Talawi, Sawahlunto. Ia bahkan bisa mendapatkan penghasilan setara gaji bersih Rp 6 juta per bulan.
Usaha ini bermula dari keberhasilan Zulhendri membudidayakan burung walet.
“Saya baru memulai dengan 240 ekor itik saja dulu, ternyata dari jumlah tersebut dalam sehari itik itu mampu menghasilkan 180-210 butir telur,” ungkap Zulhendri.
Menurutnya, itik mulai bertelur setelah dipelihara selama 107 hari. Masa produksi itik petelur berlangsung selama 2,5 hingga 3 tahun. Setelah itu, itik bisa diremajakan atau dijual sebagai sumber pendapatan tambahan.
Keberhasilan Zulhendri ini menginspirasi masyarakat Talawi. Kini, puluhan warga Talawi mulai beternak itik, bahkan jumlahnya mencapai ribuan ekor.
“Tentu saja kalau jumlah itiknya banyak, keuntungan yang diperoleh akan lebih besar lagi, bahkan dapat menyerap tenaga kerja,” kata Zulhendri.
Permintaan telur itik masih tinggi dengan harga stabil, berkisar antara Rp 65 ribu hingga Rp 75 ribu per “salapiak” (sebutan untuk satu ikat telur).
“Permintaan sedikit menurun pada bulan puasa dan Muharam, selebihnya harga tidak pernah turun,” jelas Zulhendri.
Selain menghasilkan telur, kotoran itik juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kandang. Setelah dikeringkan selama seminggu, kotoran itik dapat menyuburkan tanaman.







Komentar