Padang – Anggota DPR RI, M. Shadiq Pasadigoe mengajak masyarakat memaknai 80 tahun kemerdekaan Indonesia dengan merenungkan nilai-nilai perjuangan pahlawan. Refleksi ini diharapkan menjadi perenungan filosofis, kebudayaan, dan sejarah.
Shadiq mengenang perjuangan ayahnya, Mohamad Saleh Kari Sutan (Pakiah Saliah), seorang ulama dan pejuang rakyat kecil yang dibuang ke Boven Digoel karena menentang kolonial Belanda.
“Pesan beliau sederhana tapi sangat kuat: ‘Teguhlah dalam kebenaran, sekalipun engkau harus dibayar dengan penderitaan’,” ujar Shadiq, mengutip pesan ayahnya.
Ibunda Shadiq, Asiah binti Syekh H. M. Said, juga menjadi inspirasi sebagai gambaran perempuan Minangkabau yang sabar dan istiqomah.
Menurut Shadiq, pesan kedua orang tuanya sejalan dengan spirit Islam. Ia mengutip Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW untuk menekankan pentingnya melawan penindasan, menegakkan keadilan, dan berpihak kepada rakyat kecil.
“Kemerdekaan sejati adalah jihad yang terus hidup,” tegasnya.
Shadiq juga mengutip Bung Hatta dan Rabindranath Tagore untuk menekankan bahwa kemerdekaan harus diisi dengan keadilan, kemakmuran, dan perbuatan yang bernilai.
Ia turut mengutip Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, yang mengingatkan bahwa kemerdekaan harus diisi dengan sikap kenegarawanan, pengabdian tanpa pamrih, dan persatuan.
Sebagai anggota DPR RI, Shadiq meyakini bahwa 80 tahun kemerdekaan adalah momentum untuk meneguhkan kembali warisan nilai para pejuang.
“Merdeka adalah ruang untuk berbuat. Merdeka adalah ruang untuk memberi. Merdeka adalah amanah untuk menjaga rakyat kecil dan menegakkan keadilan,” pungkasnya.







Komentar